43 posts

Latest Posts by winarasidi - Page 2

3 years ago

Lagu dari Masa Lalu

Sebagai anak yang lahir di tahun 90-an dan memiliki tiga abang laki-laki yang lahir di antara tahun 80-90 an, aku menjadi adik perempuan hasil doktrinasi musik pop Indonesia kala itu, mungkin musik 90-2000. Dulu, kami punya rumah sederhana dengan tiga kamar. Pembagiannya cukup jelas, satu kamar untuk orang tua, satu kamar untuk anak laki-laki, dan satu kamar untuk anak perempuan. Meskipun secara kuantitas dan kualitas pembagian ini kurang ergonomis. Satu kamar sempit harus diisi tiga anak laki-laki (adik laki-lakiku ga perlu dihitung karena masih tidur sama Mimih dan Bapak) tentu saja tidak mudah. Tapi kami tidak punya banyak waktu untuk mengeluh, selama kami punya radio tape dan musik. Jarak umurku dengan kakak laki-laki tertua cukup jauh, mungkin usiaku masih di bawah tujuh tahun saat memiliki kesadaran tentang kaset-kaset pita milik abangku yang tersusun rapi di rak buku; Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Jikustik, Slank, Jamrud, PeterPan, Base Jam, Mocca, Naif, Coklat, KLA Project. etcetera. Tumbuh dengan melihat abang yang saban hari benerin pita kaset yang kusut pake pulpen adalah kenangan masa kecilku. 

Hari ini aku ngobrolin Noah yang remake video klip “Yang Terdalam” dengan dua orang sahabatku. Honestly, aku sangat menikmati dan memutarnya berulang sambil ngerjain ujian akhir semester. Aku buta nada, ga paham musik, dan hanya penikmat saja. Tapi rasanya nyaman sekali, gambaran masa kecilku berkelibatan di kepala. Btw, rambut Iqbal Ramadhan bikin ngiri, sebagai fans lelaki gondrong dan perempuan rambut pendek, pas Bale kibas-kibas rambut jadi pengen ke salon. 

Aku juga bertanya pada mereka, jika ada lagu dari masa lalu yang mereka ingat dan ingin mereka dengar lagi sekarang, hanya satu lagu saja, mereka akan pilih lagu apa. Aku memberi mereka sedikit waktu untuk berpikir. Lagu yang muncul adalah Menghitung Hari dari Anda dan Ruang Rindu dari Letto. Pilihan yang hangat.

Aku selalu percaya bahwa musik mampu mengikat manusia, mengikat dengan kenangan dan perasaan. 

3 years ago

Terlampau Krisis

Sebagai manusia pada umumnya, aku merasakan krisis dalam hidup. Entah ini bisa dikatakan sebagai quarter life crisis atau tidak, tapi berada dalam kondisi yang terpuruk, merasa jatuh dan kebingungan dengan arah hidup tentu saja pernah aku alami. Tapi, sebagai orang yang terlahir dari keluarga muslim dan memiliki kesadaran dalam beragama Islam, aku meyakini bahwa serendah apapun kondisi seseorang, selemah apapun ia dalam hidup, seterpuruk apapun hidup seseorang, manusia selalu punya pilihan untuk mengubah nasibnya. Al-Ra’d ayat 11.

Aku selalu terngiang adegan ketika Soe Hok Gie (Nicholas Saputra) berbincang dengan sahabatnya Herman Lantang (Lukman Sardi) yang bertanya tentang untuk apa sebenarnya perlawanan Gie selama ini. Tentang perubahan, jawaban Gie. Aku selalu ingat dialog Gie; 

“Kalau kita hanya menunggu, menerima nasib, kita tidak akan pernah tau kesempatan apa yang sebenarnya kita miliki dalam hidup ini.”

Kalimat ini selalu terngiang dalam kepalaku sejak pertama kali nonton film Gie tahun 2010, nonton dengan kualitas gampar paling rendah saat itu. Lalu Gie menyebutkan lagu Donna Donna - Joan Baez, yang pada intinya Gie ingin bilang apa yang ia dapatkan dari lagu itu; 

bahwa kita tidak boleh menerima nasik buruk dan menganggapnya sebagai jalan hidup yang sudah ditentukan bagi kita, pasrah, jika manusia ingin bebas, kita harus belajar terbang (Gie)

Jika kita membaca referensi lain, Donna Donna adalah lagu ditulis oleh seorang Yahudi dan meneriakkan kondisi kaum Yahudi dalam penderitaannya dalam ancaman NAZI yang dipimpin Hitler. Kita sering membaca sejarah mengerikan dalam peradaban manusia dan kemanusiaan, salah satunya Holocaust. Kaum Yahudi saat itu tidak bisa memilih kenapa terlahir sebagai seorang Yahudi dan menjadi incaran Hitler. Hingga dalam pilu mereka hanya bisa meratapi nasib dan memanggil Tuhan mereka dalam bahasa Ibrani.

Cerita seorang petani, seekor anak sapi, dan burung walet. Penggambaran yang menarik dalam melihat nasib si anak sapi yang akan dibawa ke pasar tengah iri pada walet yang terbang dengan bebas. Tentu saja omelan petani selalu jadi bagian yang menyebalkan buatku;

"Stop complaining, " said the farmer "Who told you a calf to be? Why don't you have wings to fly with Like the swallow so proud and free?"

Akan aku tutup dengan lagu Eross yang paling aku suka, selain semua lagu di Sheila on7. 

Sampaikanlah pada ibuku Aku pulang terlambat waktu 'Ku akan menaklukkan malam Dengan jalan pikiranku Sampaikanlah pada bapakku Aku mencari jalan atas Semua keresahan-keresahan ini Kegelisahan manusia Tak pernah berhenti berjuang Pecahkan teka-teki malam Tak pernah berhenti berjuang Pecahkan teka-teki keadilan

Akan aku telusuri Jalan yang setapak ini Semoga kutemukan jawaban

Gie - Eross & Okta

3 years ago

Bu Lastri: tanda cinta di Pamulang

Ibu Lastri adalah asisten rumah tangga di kosan yang aku tempati di Pamulang. Kurang lebih dua bulan aku masuk sebagai anak kost di rumah ini. Gatau kenapa, aku selalu merasa lebih nyaman ketika ngekos serumah dengan induk semangku, bisa di bilang lantai bawah untuk kami anak kost, dan lantai atas untuk tuan rumah. Ibu kost tinggal sendiri karena suami dan anak-anaknya tinggal di Inggris, dan terpaksa karena covid-19 terjebak bersama kami anak-anak kost plus Bu Lastri yang sudah bekerja hampir 13 tahun bersama. Tapi cerita ini bukan tentang induk semangku, tapi tentang Bu Las. 

image

Di antara tiga orang anak kost, akulah yang paling sering ada di rumah. Selain karena pekerjaanku yang paruh waktu, aku juga kembali berstatus mahasiswa yang kerjaannya kuliah daring di kosan. Mas Salman kerja pagi pulang malem, begitu juga Elya kerja pagi pulang malam. Bisa dibilang dua bulan ini Bu Las adalah 24/7 ku di Pamulang. 

Dua bulan adalah waktu yang cukup untuk mendengarkan kisah hidup seorang Lastri, dari versi muda hingga saat ini berusia lebih dari 60 tahun. Aku selalu bersemangat mendengar kisah hidupnya yang telah bekerja di banyak kota, membantu banyak rumah tangga, memasak banyak masakan sesuai selera majikan. Karena itu, masakan Bu Las wuenakk banget! Masak apapun bisa! rasanya ga ada dua! 

Suatu hari aku sakit, ga bisa keluar kosan, Bu Las dengan insting dan pengalaman seorang wanita di usia senja, bisa tau apa yang aku rasakan. Beliau sibuk membuat bubur, membuat ramuan, bahkan nyari koin buat kerokan. Serius! Aku dirawat dengan baik selama sakit. Setiap kali lelah dan penat dengan segala rutinitas dan kesibukan, aku akan mengetuk kamar Bu Las, izin minta baring atau tidur di kamar Bu Las. Kamar yang kecil, penuh dengan barang-barang yang entah kenapa tidak di buang saja, yang harumnya mengingatkanku pada harum mamah abeh, nenekku. Aku akan meringkuk di kasur itu, bisa langsung terpejam dengan cepat, dengan Bu Las di sampingku menonton sinetron di TV. Setiap aku pulang ke Pamulang, aku selalu ingin memanggil Bu Las lebih dulu. Tanda cintaku di Pamulang, ternyata Bu Lastri. Mungkin aku tidak lama di Pamulang. Waktu singkat ini tidak menumbuhkan seribu teman, tapi satu Bu Lastri cukup ngasih seribu cerita. 

3 years ago

Hari Disabilitas Internasional 2021

Seperti biasa setelah menyelesaikan tugas kuliah, aku rebahan dan scroll up timeline twitter. Kemudian aku membaca komentar seseorang tentang potongan video yang kurang dari dua menit, menunjukkan seorang menteri sedang meminta, bahkan beliau sendiri mengatakan ‘memaksa’ seorang tuli untuk bicara dihadapan banyak orang. Meski dibalut dengan bahasa yang halus, tentang memaksimalkan mulut sebagai pemberian Tuhan, tetap saja video itu mengganggu saya, terdengar tidak empatik dan menciderai hari Disabilitas Internasional yang menandai pemenuhan hak penyandang disabilitas.

(baca) https://mojok.co/liputan/kilas/mensos-risma-diprotes-karena-paksa-penyandang-tunarungu-bicara/

Tapi ada berita baiknya hari ini, angin seger banget sih setelah terbit Perpres no 68 tahun 2020, Komite Nasional Disabilitas (KND) pertama di Indonesia akhirnya dibentuk. KND akan bekerja dalam pemantauan, evaluasi, advokasi pelaksanaan penghormatan, perlindungan juga pemenuhan hak penyandang disabilitas. Jika kita melihat roadmap layanan kesehatan inklusif disabilitas Kemenkes yang sekarang, apresiasi banget perkembangan di level macro, level kebijakan di pusat. Peta jalan “pelayanan kesehatan untuk semua” ini memiliki 7 strategi utama diantaranya; 

Mengatasi hambatan fisik dan informasi dalam mengakses layanan Menyediakan tenaga kesehatan yang terampil dan peka disabilitas Menyediakan layanan kesehatan yang menyeluruh Meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas Menguatkan mekanisme dan pelembagaan implementasi kerangka kebijakan Meningkatkan anggaran sektor kesehatan di tingkat pusat dan daerah untuk pengembangan layanan inklusif Mendorong kebijakan dan program yang berlandaskan informasi akurat. 

Tentu saja implementasi di level bawahnya yang harus jadi perhatian semua orang. Ga cuman itu sih, pola pikir pejabat tentang disabilitas juga sama pentingnya dengan produk kebijakan apapun untuk ikut diperhatikan. Semoga video viral menteri tadi ga perlu ada lagi, yang tidak sensitif dan tidak empatik.

Lalu pola pikir seperti apa yang harus dikembangkan? Sejauh yang aku pahami, disabilitas adalah konsep yang dinamis, ia terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Menurutku penting untuk mengenal perkembangan dalam melihat disabilitas. Dahulu, paradigma yang berkembang adalah berdasarkan moral juga pendekatan religious. Disabilitas dianggap sebagai dosa, kutukan, dan sebagainya (anggaplah ini anggapan yang berkembang di zaman kegelapan). Kemudian disabilitas bergerak ke charity model dimana masyarakat melihat orang dengan disabilitas melalui kacamata belaskasihan dan objek amal semata. Lalu perkembangannya bergerak ke paradigma medis atau rehabilitasi. Paradigma ini juga dipengaruhi industrialiasi dan kapitalisme, dimana manusia dipandang sebagai alat produksi, jika ada manusia yang cacat dan tidak produktif maka harus diperbaiki. Perkembangan dunia medis juga membuat kecacatan harus diobati sehingga muncul pusat-pusat rehabilitasi. Hingga saat ini perkembangan mengarah ke rights based model, dimana peralihan cara pandang secara global bahwa disabilitas memiliki kesetaraan hak sebagai manusia. Pola pikir disabilitas sudah berkembang dan meninggalkan cara pandang lama yang melihat disabilitas sebagai objek tetapi subjek, berkembang dari masalah medis menjadi masalah interaksi sosial, dari pendekatan amal ke pemenuhan hak, dari proses yang eksklusif menjadi inklusif.

Kita cukupkan saja romantisasi penyandang disabilitas yang sukses sebagai objek motivasi seolah mereka luar biasa dengan pencapaiannya. Seolah aneh dan jarang mereka bisa berhasil. Justru lihat kembali hambatan lingkungan apa saja, hambatan sikap masyarakat yang mana (ex: stigma dan diskriminasi) yang selama ini telah membatasi mereka untuk berpartisipasi optimal ditengah-tengah masyarakat kita. Berapa banyak orang dengan disabilitas yang tidak bisa berpartisipasi secara optimal di rumah, sekolah, tempat kerja, atau di masyarakat karena hambatan yang datang dari lingkungan, bahkan dari piranti kebijakan, bukan dari keterbatasan mereka?

Selamat Hari Disabilitas Internasional teman-teman

3 years ago

Kuhentikan Hujan - Sapardi Djoko Damono

Kuhentikan hujan. Kini matahari  merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan Ada yang berdenyut dalam diriku Menembus tanah basah dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari Tak bisa ku hentikan matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

Selamat Ulang Tahun, Sahabatku Nurrayyan Alfatihah

3 years ago

Midnight Diner - Serial Jepang yang Hangat

Apa sih serunya nonton orang Jepang yang jajan ke warung makan tengah malem? Mungkin terdengar sangat biasa. Serial Jepang berjudul Midnight Dinner tidak sengaja aku temukan ketika mencari serial drama yang ringan di Netflix. Setelah membaca review singkatnya, aku langsung nyoba episode pertama di season pertama serial ini, dan ternyata nagih. 

Setiap episode dibuka narasi Master (juru masak) di sebuah warung makan kecil di Tokyo yang hanya buka pukul 12.00 dini hari sampai 07.00 pagi. Tempat makan yang kecil dengan meja bar berbentuk U yang biasa kita temui di restoran-restoran Jepang lengkap dengan gelas sumpit. Warung makan milik Master ini ga punya menu khusus, aturan sang Master adalah dia akan menyajikan makanan yang dipesan pelanggannya selama ia punya bahan-bahannya. Jangan salah, Master punya banyak pelanggan tetap mamupun mereka yang datang dan pergi karena kebetulan saja. 

image

pict source: https://www.mainmain.id/

Bagian yang menurutku menarik adalah, setiap episode yang durasinya sekitar 25 menit ini akan menceritakan satu kisah yang berbeda. Biasanya adalah kisah-kisah pelanggan yang datang ke rumah makan ini. Ceritanya relate dengan kehidupan manusia pada umumnya; kesepian, kesedihan, kehilangan, patah hati, amarah, cinta kasih. Yang menarik setiap cerita akan memiliki relasi dengan makanan tertentu. Misalnya saat Gen seorang yang berpenampilan kasar seperti Yakuza selalu memesan akar gobo kepada Master. Ternyata akar gobo memiliki kenangan yang dalam tentang masa lalunya di SMA. Pengenalan - konflik - hingga resolusi dapat tersampaikan dengan baik dalam 25 menit. 

image

pict source: https://www.mainmain.id/

Setiap episode menjadi kaya akan cerita dan karakter setiap tokoh yang diceritakan. Aku akan menemukan kegelisahan seorang pekerja swasta perusahaan Jepang yang hampir tidak bisa membayar sewa rumahnya, seorang wanita penghibur yang berusaha keras menghadapi stigma karena ia bekerja dari menari malam hari, seorang ayah yang merindukan anaknya, atau tokoh-tokoh lain yang mungkin saja sama seperti mereka yang aku temui di kehidupan ini. Mereka membawa cerita, berkah, dan bebannya masing-masing. 

Master, masakannya, dan warung makan kecil di tengah malam Tokyo menjadi semacam tempat sementara bagi orang-orang yang datang untuk sejenak beristirahat, sambil menikmati makanan rumahan yang mendatangkan banyak kenangan dari masa lalu.

Aku pernah mengingat kenangan hanya gara-gara makan pecel lele, ice cream McD, atau makanan apapun yang bisa membangkitkan cerita dari masa lalu. 

3 years ago
Nay! Makasih Udah Jadi Naya Yang Aku Kenal, Jadi Teman Seneng Dan Susah. Bener-bener Definisi Temen Yang

Nay! Makasih udah jadi Naya yang aku kenal, jadi teman seneng dan susah. Bener-bener definisi temen yang ada pas seneng, dan nemenin pas susah. Sebulan ke belakang aku kehilangan semangat, kebahagiaan, keceriaan. Mereka ilang gitu aja Nay, tiba-tiba aja bisa sedih banget dan nangis di ranjang sampe sesek. Dua minggu tanpa ngerasa lapar, ajaib. Dua minggu susah tidur dan bangun cuman karena muntah-muntah. Iya, itu aku ketika dunia tiba-tiba ga seimbang. Lebay. Tapi emang begitulah adanya. Aku kehilangan banyak hal, termasuk berat badan yang sangat aku inginkan. Lalu Naya hadir, nemenin, meskipun bukan dengan pelukan tapi dengan sumpah serapah dan caci maki hahaha Keliatan jelas kamu pengen bilang kenapa aku nyiksa diri, kenapa aku bodoh banget, tapi kamu ga bilang apa-apa. Nyerahin sepenuhnya sama aku, soal apa yang aku pikirin, soal apa yang aku rasain. Kamu ga nyaranin apapun, kamu cuman nyamperin dan tinggal di samping aku sampe aku ngerasa lebih baik. Pas Naya balik ke Bandung, rasanya berat banget tau!  Terus tiba-tiba banyak paket dateng ke kosan. Kamu ngirim hal-hal yang aku butuhin, dan tau banget kalo aku ga akan peduli sama hal-hal itu. Bisa jadi karena aku terlalu cuek, atau terlalu bokek. Kamu liat aku selalu kuliah daring atau terapi virtual dengan megang hape berjam-jam. Aku tau aku butuh folding bracket, tapi aku selalu lupa buat beli. Maklum sibuk. Aku sering kelaperan tapi mager beli bahkan mager nyemil. Aku baru nyoba pake softlense, dan pasti ga peduli sama penampilan. Lalu kamu kirim semua yang aku butuhin itu. Meskipun kamu ga ngirim kaos Barasuara yang aku pengen. Kureng Nay! Perhatian kecil yang murah tapi berharga banget. Postingan ini kalo dibaca lagi di kemudian hari, kita bakal ngakak dan ngenang ini sebagai masa-masa muda yang menyakitkan sekaligus menyenangkan. Aku mungkin kehilangan banyak hal, tapi satu yang jelas, aku mensyukuri satu hal. Aku punya Naya yang akan selalu jadi temen aku. Yang mulutnya lemes banget tapi hatinya hangat.  Pamulang, 30/11/21

3 years ago

20/11/21

Kali ini aku masuk kelas virtual dengan terburu-buru, setelah tanpa sengaja ketiduran di ranjang kosan. Sebelum kamera leptop menyala, aku sempatkan memperbaiki riasan sekenanya. Hari ini mata kuliah Pengantar Kesehatan Mental Komunitas dan Disabilitas, dosen tamu kali ini Dr. Bahrul Fuad, MA (niscaya setelah ngecek LinkedIn aku terkagum-kagum dengan profil beliau). Pak Fuad terlahir dengan disabilitas dan hidup menggunakan kursi roda, dan kemarin mengisi kelasku dengan sangat mengagumkan. Kami berbicara tentang konsep dan perspektif disabilitas, diskusi yang terbangun begitu menarik. Aku sangat suka berada di ruang kelas, belajar, dan mengetahui sesuatu yang baru.

disability is “an evolving concept”, but also stresses that “disability results from the interaction between persons with impairments and attitudinal and environmental barriers that hinder their full and effective participation in society on an equal basis with others” -  The Preamble to the CRPD

Jika melihat definisi ini, seseorang dikatakan sebagai disabilitas ketika terjadi interaksi antara keterbatasan seseorang baik fisik dan/atau mental dengan hambatan lingkungan dan sikap masyarakat yang menyebabkan dia tidak bisa berpartisipasi dalam masyarakat secara setara. Persoalan disabilitas bukan pada impairment-nya, tapi justru di luar dirinya. Peningkatan partisipasi sosial orang dengan disabilitas dapat dicapai justru dengan mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi penyandang disabilitas dalam kehidupan mereka sehari-hari (hambatan lingkungan dan sikap masyarakat).

Pak Fuad membagi pengalamannya ketika study di Belanda, dia tidak merasa dirinya disabilitas karena ketika ia di Belanda, ia bisa berpartisipasi di masyarakat sebagaimana manusia lainnya. Beliau bisa menggunakan angkutan umum dan mengunjungi tempat-tempat yang dituju dengan mudah, karena lingkungan tidak menghambatnya untuk bergerak dan berpartisipasi. Ketika beliau kembali ke Surabaya, beliau kembali menjadi disabilitas. Cerita lain, ketika Pak Fuad merasa heran karena tidak pernah ada rapat warga di tempat beliau tinggal. Ketika ia bertanya tentang rapat rutin yang mungkin ada, ternyata para tetangga telah bersepakat untuk “memaklumi” kondisi Pak Fuad sehingga dianggap tidak perlu ikut rapat warga. Padahal Pak Fuad sendiri ingin dan bisa untuk ikut bersosialisasi dengan tetangganya. Hmm.

Sudah seharusnya kita mulai melihat disabilitas dengan kacamata yang lebih jernih. Setiap manusia unik, dan pemahaman uniqueness ini perlu ditingkatkan terutama oleh kita yang merasa non-disabilitas. atau yang kadang-kadang ngerasa sempurna tanpa kelemahan.

terakhir ada kutipan milik Pak Fuad yang sangat berkesan sekaligus nyentil ulu hati:

“everything you hear about disability is an opinion, not a fact; and everything you see on disability is only a perspective, not the truth; unless you experience it.  (Bahrul Fuad, 2017)

3 years ago

Jangan tinggalkan hamba  Toh hujan sama menakjubkannya Di Paris atau di tiap sudut Surabaya

3 years ago

Wina yang lagi ulang tahun ke 23, punya temen yang sama di umur 27, yang selalu jadi pendukung bahkan ketika aku melontarkan banyak pernyataan aneh seperti "Cun, abis ini urang mau ambil S3 di Jepang", atau "Cun, urang mau menghilang aja dari dunia" dan pernyataan random lainnya. Ratu tetap jadi orang yang sama, seperti 14 tahun lalu aku kenalan di mushola Darul Arqam. Makasih Cun!

To My Dear Friend, Windut.

To my dear friend, Windut.

i wrote this amidts the hectic rodi works of cooking the dishes for tomorrow’s Eid, but today is your birhtday, there must always be some spare time to celebrate it. HAPPY BIRTHDAY is a globally mainstream words to say, therefore i will not say it. instead, here is some things i wanted to confess to you..

i apologize, for not being ‘the friend’ that is always be there when you need one. i guess i am just not the type to be one. i know you are having a rough time adjusting to the life after college, having to go to work and going to shcool at the same time, must be hard indeed, but never did i cheer you on when you really need it. i am nowhere to be found. sometimes, i do regret the time that passed by without us checking on one another, in regard to this, i’ll do better.

you know, as the time passes, i am less likely to write encouraging stuff like i always did back then. remember the one i wrote about the love, the dreams, and every life stories we share? i no longer do that. as we grow older, writing stuff doesnt seem to be necessary anymore, we remember things by heart, let each and every moment that passes become only a visual memory, which later, those memories started to be erased from time to time. life is becoming more realictic than we thought back then.

i am not the type of friend who will sending you messages, asking about how are you doing and how’s life. sometimes, i even forget birthdays and another important event that need to be cherised. therefore i apologize once again, i feel bad for not knowing about how you overcome hardships, how is work, and how you deal living far away from home. the thing i regret the most is that we’re currently living in the same city roof, yet i never made the time for a visit. it’s a shame. i am sorry.

honestly, there are endless things i want to share with you, like we always did back then, but i never make enough effort to do that. sometimes, i am just too absorbed in a busy life, and use that as an excuse.

we’ve been friend for longer than 10 years, and you always participated in a big part of my journey. i hope i do too in yours. we may not seeing each other often, not even texting in once a week just to check on how our day went, but i believe the friendship we have has never and will never change.tell me if you have a hard time, i am always here. i may never be able to help, or give out any solutions, but i am ready to listen, in case two ears are not enough, i have the whole heart to listen to your stories.

i am happy that we met, i am grateful to the fate, i am glad to have you as a friend.

from the bottom of my heart, i always pray for your well-being. being successful is not always the matter in a prayer, it is being healthy and wholeheartedly happy is what matter the most. i wish you are given just enough strenght to overcome things in life, always wake up in the morning with a warm heart, and end the day without any regret. eat a lot, laugh a lot, and have enough sleep.

one last thing, i wish you find the love of your life very soon! it’s just about time, isn’t it? hehe, anyhow, i’ll be happily cheering, and wishing for the best :)

i love you!

Rancaekek, June 24th 2017, 16.05 WIB. Ratu.

3 years ago
Selepas Pulang Dari Indonesia Mengajar, Aku Mensyukuri Beberapa Hal. Salah Satunya Adalah Mbak Nisa.

Selepas pulang dari Indonesia Mengajar, aku mensyukuri beberapa hal. Salah satunya adalah Mbak Nisa. Dia mungkin seseorang yang perannya kaya bunglon. Kadang-kadang bisa hangat romantis nan manis, di lain waktu bisa judes dingin kaya gunung es. Kami ga selalu berdiri di perahu yang sama. Kadang kami punya banyak sekali perebedaan. Tapi ga jarang kami selalu berada di frekuensi yang sama. Dia sangat logis. Dan berkali-kali nampar posisiku yang terlalu emosional. Dia lugas, galak, dan apa adanya. Tahun lalu, aku menyaksikan kerentanan Mbak Nisa, dia menangis di bahuku dan aku berusaha keras menahan tangisan yang nyangkut di tenggorokan. Diam-diam aku mengagumi karakternya yang kuat, dan mengagumi kerentanannya yang rapuh. Tentu saja aku menyukai fakta bahwa kita pengagum Dewi Lestari. Quote favorit dia yang aku ingat betul:

"betul, ga ada yg bisa ngatasin segala rasa tentang kehilangan, Win"

“Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.” yang dia kutip juga dari Mbak Dewi Lestari

3 years ago

13:28 - jeda

Dari sekian bintang cakrawala Apa hanya kita saja yang bernyawa? Lahir, kita semua tak berdaya Lalu hidup kita mesti berupaya Dan dewasa terpaksa memikul raya 

Banyak yang aku tak akan tahu Yang kamu tak akan juga tahu jawabannya Sejenak berhenti bertanya Nikmati saja waktu yang kita punya Nikmati saja waktuku yang kupunya

Mustahil untuk kupahamimu Tak sepenuhnya kau pun memahamiku Tak tahu Mungkin memang nadi kita Mungkin bila semua aku pahami Mungkin rasa ini tak menarik lagi

3 years ago

Aku akan menulis untuk diriku sendiri. Semacam terapi untuk menjaga diriku tetap waras. Salah satu kolegaku seorang art therapist menyarankan supaya aku mencoba art journaling untuk jadi semacam personal reflection, membantuku menuangkan dan memetakan setiap emosi yang aku alami. Sejujurnya ini cukup membantu, tapi karena kendala waktu art journaling ini sulit untuk aku lakukan secara konsisiten. Satu-satunya cara ya menulis lagi, di media yang bisa aku ases kapan saja. Kenapa aku menulis lagi? Jujur saat ini karena aku sedang tidak baik-baik saja. Aku butuh meregulasi diri dan mencerna segala hal yang terjadi begitu saja. Selain itu, aku tengah menghadapi ketakutan terbesarku: kehilangan. 

Everyone who has something is afraid of losing it, and people with nothing are worried they'll forever have nothing. Everyone is the same. (Haruki Murakami)

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags