I'm Lucky To Be Me And You Can See It In My Face

I'm lucky to be me and you can see it in my face

More Posts from Winarasidi and Others

1 year ago

Tentang Menikah

Boleh jadi, menikah adalah keputusan terbesar yang pernah aku ambil, mengingat konsekuensinya mempengaruhi hampir sebagian besar hidupku. Keputusan-keputusan lain seperti memilih tempat kerja, menjadi relawan, mengambil job sampingan, pergi merantau, mereka juga keputusan besar, tapi tidak sebesar menikah.

jujur panas dan serab banget buat ambil foto outdoor :(

Tidak ada pernikahan impian yang aku miliki. Berniat menikah dengan pesta kecil dihadiri keluarga dan sahabat saja tidak bisa dilakukan. Tentu saja karena beberapa pertimbangan, pestanya harus menjadi lebih besar dari keinginanku. Tetap bersyukur; setidaknya aku, suami, keluarga kami bahagia dengan pesta itu. Karena tidak ada wedding dream laiknya muda mudi umum. Proses pernikahan kami termasuk cepat, dan bisa masuk ke kategori sat-set, a.k.a kami berdua mageran untuk ngeribetin diri, fafifu wasweswos, hampir banyak dari vendor yang dipilih tidak lebih dari hitungan menit. Dahlah, manusia punya standar masing-masing, dan standar kami adalah yha begini wkwkwk

Dalam minggu yang sama menjelang pernikahan, aku menghadapi dua momen besar; sidang tesis di hari Senin, menikah di hari Sabtu. Senin malamnya Masgo masuk rumah sakit dan harus di rawat tiga malam ke depannya. Anehnya, aku masih dalam kondisi oke, engga panik, dan santai aja. Maksudku, aku dalam posisi sadar bahwa aku butuh diriku aware bahwa satu-satu harus dilewati. Jika Senin aku harus sadar diri ada tesis yang harus dirampungkan, maka malam-malam berikutnya aku sadar diri ada Masgo yang perlu ditemani untuk segera sembuh. Tiba di haru Sabtu, ya aku sadar diri bahwa hari itu adalah hari pernikahanku. Sudah itu saja. Lelah rasanya jika terus menerus mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Oh mungkin ini skill baru yang aku pelajari karena terpaksa harus hidup mendewasa.

bukan flexing akademis :(
nemenin Masgo mam makanan pasien :(

Setelah pernikahan selesai, aku sangat-sangat beruntung dan bersyukur. Melihat keluarga, teman-teman, kolega, bahkan guru-guru yang sangat aku hormati menyempatkan hadir. Aku merasa sangat diberkati dengan doa dan kedatangan mereka. Pun mereka yang tidak sempat datang, doa baik dan tulus yang berdatangan ga ada habisnya aku syukuri. Belum lagi kado-kado pernikahan. Ah terberkatilah orang-orang baik di sekelilingku.

Tentang Menikah

Baikah, anggap saja aku baru membuka salah satu pintu gerbang, menuju perjalanan tanpa batas yang pasti ada batasnya; kematian. Aku memutuskan untuk menikahi dan dinikah Masgo, yang mana penikahan ini hanya akan berakhir ketika salah satu diantara kami mati. Pernikahannya berakhir, perjalannya abadi. Mari berbagi lagi diberbagai kesempatan baik dan buruk, pahit dan manis, kehidupanku ke depan.

2 years ago

Menyalakan Kembang Api

image

pict: pinterest

Tahun 2022 baru saja berlalu dalam tanggalan ke belakang. Sudah seminggu berlalu dan kalender di dinding menunjukkan angka baru; 2023. 2022 merupakan tahun yang berat dan jungkir balik. Secara fisik dan mental. Aku melewati paruh pertama dengan menjadi pasien seorang psikolog. Semenjak paruh akhir 2021. Tengah tahun 2022, aku tetap konsultasi ke psikolog. Ini hanya sebuah usaha untuk tetap menjadi waras dan untuk menyelamatkan fisikku yang kian hari kian turun berat badan. Selama itu, aku menutup diri dari banyak hal, tapi juga membuka diri pada banyak hal. Ada lubang menganga besar di dadaku yang pun betapa mengangga ia, yang hadir hanyalah kekosongan. 

Pelan-pelan, di paruh akhir tahun 2022, aku mulai kembali merasa hidup. Aku menemukan diriku lagi. Aku menghidupi lagi values yang selama ini aku miliki. Bukan hanya karena usahaku sendiri untuk sembuh, tapi berkat keluarga, teman dan sahabat terdekat yang terus menemani fase berat dalam hidupku. Mereka, secara bergantian membersamai. Ga perlu aku sebut, karena kalian sudah tentu tau dan merasa. Terima kasih banyak. 

Dan, yang padam dalam rongga dada, kini menemukan kembali nyalanya. Aku mulai menyalakan kembang api. Dengan percik sedikit. Dengan hangat yang cukup. Hingga jadi kobar yang membara. Tapi. Cantiknya bak kembang api tahun baru yang aku saksikan di sepanjang tol layang menuju Jakarta. Euforianya akan hilang. Apinya akan padam. Tapi aku tau, bahwa aku sudah dalam pelukan kehangatan yang paling tepat. 

Selamat menempuh 2023 Wina, dengan cinta dan kasih sayang terbaik yang bisa kamu berikan pada semesta.

3 years ago

Tips Cuma-cuma

Salah satu sahabatku bilang, semakin dewasa ada salah satu kemampuan yang berkembang hebat, kemampuan mengambil hikmah. 

Untuk sebentar aku tertawa mendengar jawaban dia. Bener banget. Rasanya semakin tua dan dewasa, keterampilan mengambil hikmah semacam cara untuk menenangkan diri dari segala problematika kehidupan yang njelimet. Aku sering melakukan itu. Mungkin dengan terminologi yang sedikit berbeda, refleksi, aku lebih sering menggunakan term ini. Tapi bukan saja soal mengambil hikmah, kemampuan ini sering aku gunakan untuk memvalidasi hal-hal yang terjadi, memahami kembali peristiwa yang telah terjadi, dan mengambil ibrah dengan penuh kesadaran. 

Terus ada satu lagi yang jadi highlight pertemuan mendadak kami. Kami menyepakati bahwa manusia tidak akan pernah 100% cocok dengan partner. akan ada sekian persen ketidakcocokan. Misal, si X memiliki 75% kecocokan dengan si Y, tapi ada 25% hal-hal yang ga cocok. Akan selalu seperti itu meskipun dengan derajat yang mungkin berbeda-beda. Tapi, setelah obrolan yang panjang dan agak serius, kami setuju untuk memandang bahwa jika kita sudah menemukan 75% kecocokan dengan seseorang, maka 25% yang lain adalah kesempatan untuk mencocokan diri. Kami rasa, toleransi terhadap ketidakcocokan itu penting. Tapi, aku ga bisa berhenti sampai disana, semua itu harus dibingkai oleh koridor dan prinsip yang kita punya. Jika menciderai prinsip dan koridor itu, lantang saja dan berani katakan bahwa kita tidak cocok. 

Kami merayakan pertemuan singkat ini dengan memesan takoyaki, merayakan tips cuma-cuma yang kami temukan tanpa sengaja. 

2 years ago

[Cerpen] - Seorang Perempuan dan Lelaki yang Memberinya Segala

Seorang perempuan berkata, cantik sekali jemarimu. Lentik. Cantik. Lelaki itu mengatakan; it’s all yours tho. Maka si perempuan bergegas mengambil ke sepuluh jari kekasihnya. Dimulai dengan memotong ibu jari sebelah kanan. Si perempuan percaya lebih baik untuk memulai sesuatu dengan tangan kanan. Ia memetik ibu jari kekasihnya dengan anggun bak memetik sekuntum bunga. Tanpa rasa sakit, bahkan si lelaki tersenyum memberikan ibu jarinya. Satu persatu jemari sang kekasih dipetiknya, kali ini ibarat memetik daun kangkung dari batangnya. Sekali lagi. Tanpa rasa sakit. Keduanya bersuka cita atas nama cinta.

[Cerpen] - Seorang Perempuan Dan Lelaki Yang Memberinya Segala

Lain hari, si perempuan dan laki-laki tanpa jari ini berjalan-jalan di sebuah taman. Sambil berjalan menggandeng kekasihnya, ia dengan lekat dan lamat memandang kedua matanya yang bening berikut bulu mata yang entah mengapa begitu pas berada disana. Sang kekasih bertanya mengapa dia ditatap sedemikian. Si perempuan mengatakan bahwa ia menyukai kedua mata indah milik lelaki itu. Maka ia pun mendapatkannya. Lelaki itu dengan segera menyerahkan dua matanya dengan darah yang segar ke telapak tangan si perempuan. Mereka berdua kembali bersuka cita sambil menyusuri taman kota.

Kesempatan lain, si perempuan dan laki-laki tanpa jari-jari tanpa mata ini terlihat duduk mendengarkan musik dengan berbagi earpods. Si lelaki sibuk menjelaskan berbagai lagu yang mereka dengar: T-shirt weather (Circa Waves) - Dancing in the moonlight (King Harvest Through the Years) - The less i know the better (Tame Impala) - Westside (The Kooks) - She (Harry Style). Si perempuan berbisik, betapa ia menyukai bentuk indah telinga kekasihnya itu dan bagaimana ia bisa tanpa kesulitan menerima musik dan menerjemahkannya dalam pengertian dan keindahan yang paling mudah. Maka lelaki itu tak pelu menunggu lama untuk mengiris kedua telinganya dan memberikannya bak bingkisan hari raya di hadapan perempuan pujaan. Lelaki tanpa jari-jari tanpa mata tanpa telinga tampak bangga dan bahagia.

Begitulah mereka berdua menjalani hari-hari, si perempuan dan lelaki yang kini nyaris tanpa wajah menjadi sepasang kekasih. Datang suatu hari ketika si perempuan begitu menyukai bahu si lelaki yang terasa begitu nyaman untuk bersandar. Mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada mata kaki si lelaki, atau pada kelingking kaki sebelah kiri. Tentu saja tanpa perlu usaha, dia akan mendapatkannya dengan segera. Si lelaki murah hati memberikan segala.

Hingga suatu hari, si perempuan dan laki-laki tanpa segala kini tengah berada dalam kekosongan. Si perempuan duduk dengan jari-jari tangan, mata, telinga, hidung, mulut, lengan, kaki, mata kaki, jari-jari kaki dengan kelingking sebelah kiri di atas pangkuannya. Ia hanya ditemani kekosongan.


Tags
2 years ago

Refleksi IWD 2023: Untuk diriku

Selamat Hari Perempuan Internasional! Biasanya aku merayakan #IWD tiap tahunnya dengan menuliskan refleksi singkat tentang pengalaman, harapan atau kegundahan yang tengah aku rasakan saat itu. Tapi kali ini aku menyempatkan diri untuk duduk diantara Bab-Bab tesisku yang tak kunjung usai dengan menuliskan refleksi IWD tahun ini. Tulisan ini ditujukan untuk diriku. Ada beberapa hal yang ingin aku ingatkan pada Wina di dalam sana.

Merasa Nyaman dengan Diri, Tubuh serta Tektekbengeknya: Sudah sejak kecil aku mendengar standar kecantikan dan tubuh seorang perempuan diperbincangkan. Sejak SD, aku familiar dengan lagu Panon Hideung. Betapa gambaran tentang perempuan cantik yang membuat laki-laki snewen adalah mereka yang berhidung mancung. Lantas hidung pesek ini bagaimana? Tentu saja saat itu aku merasa tercoret dari katagori cantik untuk ukuran perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, aku bertemu dengan banyak sekali perempuan di luar sana. Hingga akhirnya aku menemukan bahwa kecantikan itu universal. Standar kecantikan yang ada berujung pada objektifikasi perempuan. Standar kecantikan hanya buah dari konstruksi yang dibangun media. Etc etc wasweswos. Pikiran soal menjadi cantik di depan orang lain juga terkoreksi dengan sendirinya. Bahwa menjadi cantik adalah untuk diriku sendiri. Saat ini, aku bisa dengan bangga mengatakan di depan cermin bahwa aku sangat menyukai porsi tubuhku yang petite. Gadis semeter setengah yang juga menyukai bentuk hidungnya yang pesek. Menerima bekas luka di pipi kanan yang sulit ditutupi bedak. Menerima secara terbuka luka batin yang sempat perih dan terus tinggal di dalam sana. Menyukai bagaimana aku berpakaian. Mencintai bagaimana aku berbicara dan berpendapat. Aku nyaman dengan tubuh, diri dan segala tektekbengek yang mengikutinya. Seperti sakit pinggang di hari pertama menjelang menstruasi yang nyerinya minta ampun. Aku pun memeluk itu sebagai bagian dari diriku hari ini.

Menerima Bahwa Tidak Semua Perempuan Memiliki Pilihan: Sungguh kenyataan ini sangat menyakitkan. Aku adalah seseorang dengan privilege tumbuh dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas. Bisa mengakses pendidikan dan kesehatan dengan memadai. Hidup nyaman tanpa harus berpikir kebingungan besok makan apa. Bahkan masih bisa bermimpi tentang masa depan. Aku sampai pada kesadaran bahwa dunia tidak berputar hanya di sekelilingku. Ada yang lebih besar dariku. Ada banyak perempuan lain yang justru hidup jauh lebih sulit dari kehidupan yang aku jalani. Kesulitan yang dialami bukan karena kebodohan, kemalasan, atau hal-hal lain. Banyak diantaranya karena permasalahan struktural dan sistemik yang bangsat. Menyakitkan memang melihat salah satu murid perempuanku di pelosok sana memilih untuk berhenti sekolah dan menikah di usia yang masih sangat belia. Mendengar seorang ibu yang rela menjadi korban KDRT demi mempertahankan keluarga dan anaknya. Seorang permepuan yang turut menjadi tulang punggung ekonomi keluarga hingga kehabisan waktu untuk diri sendiri. Serta banyak cerita lain yang sempat aku katakan salah dan tidak ideal dari kaca mata perempuan. Dari sini, jauh-jauhlah rasa angkuh dan sombong. Maka dengan menyadari dan menerima ini sebagai bagian dari kehidupan perempuan hari ini, semoga jadi bahan untuk aku selalu berbuat dan berempatik pada sekitar.

Bergerak Menuju Kehidupan yang Berdaya dan Inklusif: maka sudah seharusnya aku menuju kepada-menjadi manusia yang berdaya. Berdaya dalam berpikir dan bertindak, yang mengedepankan kemanusiaan. Manusiakan manusia!

3 years ago

Bu Lastri: tanda cinta di Pamulang

Ibu Lastri adalah asisten rumah tangga di kosan yang aku tempati di Pamulang. Kurang lebih dua bulan aku masuk sebagai anak kost di rumah ini. Gatau kenapa, aku selalu merasa lebih nyaman ketika ngekos serumah dengan induk semangku, bisa di bilang lantai bawah untuk kami anak kost, dan lantai atas untuk tuan rumah. Ibu kost tinggal sendiri karena suami dan anak-anaknya tinggal di Inggris, dan terpaksa karena covid-19 terjebak bersama kami anak-anak kost plus Bu Lastri yang sudah bekerja hampir 13 tahun bersama. Tapi cerita ini bukan tentang induk semangku, tapi tentang Bu Las. 

image

Di antara tiga orang anak kost, akulah yang paling sering ada di rumah. Selain karena pekerjaanku yang paruh waktu, aku juga kembali berstatus mahasiswa yang kerjaannya kuliah daring di kosan. Mas Salman kerja pagi pulang malem, begitu juga Elya kerja pagi pulang malam. Bisa dibilang dua bulan ini Bu Las adalah 24/7 ku di Pamulang. 

Dua bulan adalah waktu yang cukup untuk mendengarkan kisah hidup seorang Lastri, dari versi muda hingga saat ini berusia lebih dari 60 tahun. Aku selalu bersemangat mendengar kisah hidupnya yang telah bekerja di banyak kota, membantu banyak rumah tangga, memasak banyak masakan sesuai selera majikan. Karena itu, masakan Bu Las wuenakk banget! Masak apapun bisa! rasanya ga ada dua! 

Suatu hari aku sakit, ga bisa keluar kosan, Bu Las dengan insting dan pengalaman seorang wanita di usia senja, bisa tau apa yang aku rasakan. Beliau sibuk membuat bubur, membuat ramuan, bahkan nyari koin buat kerokan. Serius! Aku dirawat dengan baik selama sakit. Setiap kali lelah dan penat dengan segala rutinitas dan kesibukan, aku akan mengetuk kamar Bu Las, izin minta baring atau tidur di kamar Bu Las. Kamar yang kecil, penuh dengan barang-barang yang entah kenapa tidak di buang saja, yang harumnya mengingatkanku pada harum mamah abeh, nenekku. Aku akan meringkuk di kasur itu, bisa langsung terpejam dengan cepat, dengan Bu Las di sampingku menonton sinetron di TV. Setiap aku pulang ke Pamulang, aku selalu ingin memanggil Bu Las lebih dulu. Tanda cintaku di Pamulang, ternyata Bu Lastri. Mungkin aku tidak lama di Pamulang. Waktu singkat ini tidak menumbuhkan seribu teman, tapi satu Bu Lastri cukup ngasih seribu cerita. 

3 years ago

Terlampau Krisis

Sebagai manusia pada umumnya, aku merasakan krisis dalam hidup. Entah ini bisa dikatakan sebagai quarter life crisis atau tidak, tapi berada dalam kondisi yang terpuruk, merasa jatuh dan kebingungan dengan arah hidup tentu saja pernah aku alami. Tapi, sebagai orang yang terlahir dari keluarga muslim dan memiliki kesadaran dalam beragama Islam, aku meyakini bahwa serendah apapun kondisi seseorang, selemah apapun ia dalam hidup, seterpuruk apapun hidup seseorang, manusia selalu punya pilihan untuk mengubah nasibnya. Al-Ra’d ayat 11.

Aku selalu terngiang adegan ketika Soe Hok Gie (Nicholas Saputra) berbincang dengan sahabatnya Herman Lantang (Lukman Sardi) yang bertanya tentang untuk apa sebenarnya perlawanan Gie selama ini. Tentang perubahan, jawaban Gie. Aku selalu ingat dialog Gie; 

“Kalau kita hanya menunggu, menerima nasib, kita tidak akan pernah tau kesempatan apa yang sebenarnya kita miliki dalam hidup ini.”

Kalimat ini selalu terngiang dalam kepalaku sejak pertama kali nonton film Gie tahun 2010, nonton dengan kualitas gampar paling rendah saat itu. Lalu Gie menyebutkan lagu Donna Donna - Joan Baez, yang pada intinya Gie ingin bilang apa yang ia dapatkan dari lagu itu; 

bahwa kita tidak boleh menerima nasik buruk dan menganggapnya sebagai jalan hidup yang sudah ditentukan bagi kita, pasrah, jika manusia ingin bebas, kita harus belajar terbang (Gie)

Jika kita membaca referensi lain, Donna Donna adalah lagu ditulis oleh seorang Yahudi dan meneriakkan kondisi kaum Yahudi dalam penderitaannya dalam ancaman NAZI yang dipimpin Hitler. Kita sering membaca sejarah mengerikan dalam peradaban manusia dan kemanusiaan, salah satunya Holocaust. Kaum Yahudi saat itu tidak bisa memilih kenapa terlahir sebagai seorang Yahudi dan menjadi incaran Hitler. Hingga dalam pilu mereka hanya bisa meratapi nasib dan memanggil Tuhan mereka dalam bahasa Ibrani.

Cerita seorang petani, seekor anak sapi, dan burung walet. Penggambaran yang menarik dalam melihat nasib si anak sapi yang akan dibawa ke pasar tengah iri pada walet yang terbang dengan bebas. Tentu saja omelan petani selalu jadi bagian yang menyebalkan buatku;

"Stop complaining, " said the farmer "Who told you a calf to be? Why don't you have wings to fly with Like the swallow so proud and free?"

Akan aku tutup dengan lagu Eross yang paling aku suka, selain semua lagu di Sheila on7. 

Sampaikanlah pada ibuku Aku pulang terlambat waktu 'Ku akan menaklukkan malam Dengan jalan pikiranku Sampaikanlah pada bapakku Aku mencari jalan atas Semua keresahan-keresahan ini Kegelisahan manusia Tak pernah berhenti berjuang Pecahkan teka-teki malam Tak pernah berhenti berjuang Pecahkan teka-teki keadilan

Akan aku telusuri Jalan yang setapak ini Semoga kutemukan jawaban

Gie - Eross & Okta

3 years ago

Terima kasih, Prof

pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati 

pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau takkan letih-letihnya kucari

3 years ago

B: Aku jauh-jauh ke sini mau bilang sesuatu.

A: Apa?

B: Aku pulang.

3 years ago

Kuhentikan Hujan - Sapardi Djoko Damono

Kuhentikan hujan. Kini matahari  merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan Ada yang berdenyut dalam diriku Menembus tanah basah dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari Tak bisa ku hentikan matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

Selamat Ulang Tahun, Sahabatku Nurrayyan Alfatihah

43 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags